Kawah Ijen. Nama itu saja sudah memanggil imajinasi akan sebuah lanskap vulkanik yang dramatis, aroma belerang yang menusuk hidung, dan tentunya, fenomena alam yang luar
Kawah Ijen, dengan api birunya yang memukau dan danau kawah asamnya yang berbahaya namun indah, telah lama menjadi magnet bagi para petualang dan fotografer dari
Gunung Rinjani, sang ratu Lombok, memanggil para petualang dengan keindahannya yang memukau. Trekking menuju puncak dan danau kawahnya adalah pengalaman yang tak terlupakan. Namun, sebelum
Kawah Ijen, dengan api biru (blue fire) yang ikonik dan danau kawah asam terbesar di dunia, telah lama menjadi magnet bagi para petualang dan fotografer
Gunung Rinjani, dengan keindahan dan keagungannya, adalah magnet bagi para pendaki dari seluruh dunia. Namun, keindahan ini menyimpan tantangan yang tidak bisa dianggap remeh. Medan
Gunung Rinjani, permata Lombok yang menjulang tinggi, bukan sekadar tumpukan batu dan tanah. Ia adalah simfoni keindahan alam, saksi bisu sejarah panjang, dan tempat bertemunya
Gunung Rinjani, sang raksasa Lombok, memanggil para petualang dengan keindahan kawah Segara Anak dan tantangan pendakiannya yang memacu adrenalin. Namun, mendaki Rinjani bukanlah sekadar perjalanan
Kawah Ijen, permata tersembunyi di ujung timur Pulau Jawa, bukan sekadar gunung berapi aktif dengan danau kawah asam terbesar di dunia. Ia adalah panggung bagi
Gunung Rinjani, mahakarya alam yang menjulang di Pulau Lombok, bukanlah sekadar tumpukan bebatuan dan tanah. Ia adalah jantung kehidupan, sumber mata air bagi masyarakat sekitar,